Rabu

Al - Iman

Iman Syahid Hasan Al-Banna mengatakan:"Orang-orang yang bekerja atau mengajak untuk membangun umat, mendidik bangsa, memperjuangkan dan mewujudkan misi dan nilai-nilai dalam kehidupan, haruslah mempunyai kekuatan jiwa yang dahsyat yang mengejawantah dalam beberapa hal:

• Tekad baja yang tak tersentuh oleh kelemahan

• Kesetiaan abadi yang tak terjamah oleh penyimpangan dan pengkhianatan

• Pengorbanan mahal yang tak terhalang oleh keserakahan atau kebakhilan

• Pengetahuan, keyakinan dan penghargaan terhadap konsep perjuangan yang dapat menghindarkan dari kesalahan, penyimpangan, tawar menawar atau tertipu dengan konsep yang lain

Keempat hal tersebut sesungguhnya merupakan pekerjaan pekerjaan khusus jiwa. Hanya di atas pilar-pilar dasar itu, dan hanya di atas kekuatan spiritual yang dahsyat itu sajalah umat yang sedang bangkit terdidik dan bangsa yang kokoh terbentuk. Siklus kehidupan akan terbarui kembali bagi mereka yang tak pernah memiliki kehidupan dalam waktu yang lama. Bangsa yang tidak memiliki keempat sifat ini, atau setidak-tidaknya tidak dimiliki oleh para pemimpin dan pembaharunya, adalah bangsa yang miskin dan tersia-siakan yang tak pernah meraih kebaikan atau mewujudkan cita-cita. Mereka hanya akan hidup dalam dunia mimpi-mimpi, bayang-bayang dan kesemuan.

"Sesungguhnya dugaan-dugaan itu sama sekali tidak berguna untuk (mendapatkan) kebenaran. " (QS Yunus: 36). Inilah sunnah Allah bagi seluruh makhluk-Nya, dan tidak akan ada penggantinya. "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang merubah diri-diri mereka sendiri. " (QS Al-Ra'd: 11)." (Majmu'atur Rosail, Hasan Al-Banna).
“Saat kejayaan adalah saat iman dan saat keruntuhan adalah saat hilangnya iman. Sebagaimana iman menciptakan keajaiban di alam jiwa, seperti itu juga ia menulis cerita keajaiban di alam kenyataan. Gelora dalam jiwapun menjelma menjadi prestasi-prestasi sejarah.” (Abul Hasan Ali Al Hasani Al Nadwi)
Iman adalah sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita energi untuk bergerak menyemai kebaikan, kebenaran dan keindahan dalam zaman kehidupan, atau bergerak mencegah kejahatan, kebathilan dan kerusakan dipermukaan bumi. Iman adalah gelora yang memberi inspirasi kepada pikiran-pikiran kita, maka lahirlah “bashirah”. Iman adalah cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa kita, maka lahirlah “taqwa”. Iman adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita, maka lahirlah “harakah”. Iman menentramkan perasaan, menguatkan tekad dan menggerakkan raga kita.

Hakikat Iman
Mengikrarkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota badan. Ketiganya tidak dapat dipisahkan. Iman adalah keyakinan dan amal. Hampir semua nash al-qur’an dan hadits selalu mengaitkan keimanan dengan amal.
C:/ 49:14, Al-Asr, 23:1-10,

Karakter iman
Ada dua hal yang perlu dipahami ketika membahas masalah keimanan. Pertama, karakter iman:kadang naik, kadang turun. Kedua, karakter hati sebagai tempat bersemayamnya iman: terbolak-balik.
“Iman itu bisa bertambah bisa berkurang maka perbaharuilah imanmu dengan Laa Ilaaha Illallah.”(H.r. Ibnu Islam)
“ Sesungguhnya Iman itu dijadikan dalam diri seseorang di antara kamu sebagaimana pakaian maka mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui”(HR. Ath-habrani)

Rukun Iman, konsekuensi dsb
Q.S. 2:285,4:136
Iman pada Allah Mencintai Allah, Ikhlas 2:165, 8:2
Iman pada Malaikat 50:16-18 Tidak bermaksiat, dll
Iman pada Kitab 2:2,20:1-3 Menjadikan Al-Qur’an Pedoman hidup
Iman pada Rasul 33:40 Mencintai & Mengikutinya (3:31-32)
Iman pada Hari akhir 22:7,3:185 Mempersiapkan diri untuk menghadapi
Iman pada takdir Memiliki pemahaman & Prinsip yang benar

Keberuntungan orang beriman (23:1):
1. Surga yang abadi (2:25)
2. Ketenangan hati dan kebahagiaan hidup (19:96)


Lemahnya Iman
Rasulullah bersabda : “Setiap amal itu ada masa semangat dan ada masa lemahnya. Barang siapa yang masa lemahnya ia tetap dalam sunnah (petunjuk)-ku, maka ia telah beruntung. Namun barang siapa yang beralih kepada selain itu maka ia telah celaka”(H.R. Imam Ahmad)
Fitrah manusia cenderung untuk : berbuat dosa dan ketakwaan (91:9-10)
fenomena lemahnya iman:
1. Terjerumus dalam kemaksiatan
2. Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam ibadah
3. Memudarnya tali ukhuwah
4. Terputusnya tali persaudaraan di antara dua orang yang semula bersaudara
5. Terpaut pada duniawi dan terlalu mencintainya (75:20-21)
6. Mengeluh dan takut akan musibah (70:19-21)
7. Mencela yang ma’ruf dan tidak mau memperhatikan kebaikan-kebaikan kecil
8. Banyak berdebat dan bertikai yang mematikan hati
Sebab-sebab lemahnya Iman
1. Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama (57:16)
2. Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik
3. Jauh dari menuntut ilmu yang dapat membangkitkan iman di dalam hati penuntutnya
4. Berada di tengah lingkungan yang penuh kemaksiatan
5. Tenggelam dalam kesibukan dunia, harta benda, istri dan anak (8:28,3:14)
6. Panjang angan-angan (15:3) dan berlebih-lebihan

Kuatnya Iman
“Wahai anak adam, sekiranya engkau membaca Al-Qur’an lalu mengimaninya, niscaya engkau akan selalu bersedih, bertambah takutmu dan banyak menangis. “(Hasan al Basri)
Hal-hal yang menguatkan iman
1. Menuntut ilmu, yaitu ilmu yang menyebabkan bertambahnya pengetahuan dan keyakinan tentang iman (35:28)
2. Menyimak atau mentadaburi al-qur’an (72:1,8:2)
3. Dzikir (33:41,8:4) dan Fikir (3:190-191)
4. Mengikuti dan komitmen terhadap halaqoh dzikir
5. Memperbanyak amal shaleh, dengan memperhatikan :
• Sesegera mungkin melaksanakan amal-amal saleh (3:133,57:21)
• Melakukannya secara terus menerus
• Tidak merasa bosan
• Mengulang amalan yang tertinggal dan terlupakan
• Berharap amalnya diterima Allah dan cemas jika amalannya tidak diterima Allah.
6. Lakukan berbagai macam ibadah
7. Dzikrul Maut
8. Mengingat akhirat, yaitu mengingat nikmatnya surga dan pedihnya neraka (56:12,42)
9. Bermunajat kepada Allah (2:186) dan pasrah kepadanya
10. Tidak berangan-angan muluk (26:205-207,10:45)
11. Memikirkan kehinaan dunia (3:185,57:20)
12. Mengagungkan hal-hal yang terhormat disisi Allah (22:30,32)
13. Al-Wala’ wal bara’, artinya bersikap loyal dan setia pada Allah dan seluruh ajarannya serta menentang musuh-musuh Allah (5:2)
14. Tawadhu
15. Muhasabah diri (59:18)

0 komentar:

Template by : Ayat Setiawan --> multimedia-usahaku.blogspot.com